Resume Jurnal Rumen Undegraded Protein

Posted by Yedy A M on Thursday, 26 December 2013

RESUME JURNAL

PENGARUH SUPLEMENTASI ENERGI DAN UNDEGRADED
PROTEIN TERHADAP PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESIAN 
HOLSTEIN


Teknologi Informasi dan Komunikasi
Disusun oleh :
Yedy Alfian M
23010113130177
D/ Peternakan



FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
ABSTRAK
Dua puluh ekor sapi perah berproduksi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 ekor sebagai kontrol dan 10 ekor sebagai perlakuan berdasarkan pertimbangan produksi susu, berat badan, umur dan laktasi. Kelompok perlakuan diberi tambahan jagung giling sebesar 20 g dan bungkil kedelai terproteksi sebesar 25 g/ekor/liter produksi susu. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberi jagung giling dan bungkil kedelai terproteksi. Penelitian ini dilakukan selama 12 minggu meliputi 2 minggu masa adaptasi dan 10 minggu masa koleksi data (masa pengamatan). Variabel yang diamati meliputi konsumsi bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), net energi lactation (NEL), produksi susu, kadar lemak dan kadar protein susu. Data yang diperoleh diuji dengan analisis independent sample T-Test. Hasil penelitian menujukkan bahwa suplementasi energi dan protein meningkatkan konsumsi nutrien BK, BO, LK, SK, PK, NEL, produksi susu, kadar lemak dan kadar protein susu dibandingkan dengan kelompok kontrol, masing-masing sebagai berikut BK (18,31 vs 17,77 kg/ekor/hari), BO (15,06 vs 14,55 kg/ekor/hari), PK (1,80 vs 1,74 g/ekor/hari), LK (1,26 vs 1,25 kg/ekor/hari), SK (3,89 vs 3,86 kg/ekor/hari), NEL (23,66 vs 22,52 Mcal/ekor/hari), produksi susu (16,61 vs 15,42 kg/ekor/hari), Suplementasi energi dan RUDP dapat meningkatkan intake nutrien dan juga dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan.
Kata-kata kunci: Sapi Friesian Holstein, Undegraded Protein, Produksi susu, Konsumsi Nutrien.
PENDAHULUAN
Salah satu faktor penyebab rendahnya produktifitas ternak perah di Indonesia adalah pemberian pakan yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya. Kekurangan nutrien pada sapi perah sering terjadi pada masa awal laktasi, hal ini disebabkan oleh kemampuan ternak untuk mengkonsumsi pakan rendah juga produksi susu yang relatif tinggi sehingga terjadi mobilisasi cadangan lemak tubuh secara berlebihan. Rumen undegraded protein (RUDP) adalah protein asal pakan yang tidak terdegradasi di dalam rumen dan dapat langsung mengalami proses pencernaan enzimatik di dalam abomasum maupun di intestinum. Proteksi protein agar tidak terdegradasi di dalam rumen dapat dilakukan dengan cara kimia/fisik, misalnya dengan perlakuan formaldehyade, tannin atau dengan pemanasan (Widyobroto et al., 193). Berdasarkan latar belakang di atas perlu diteliti suplementasi energi dan protein yang rendah terdegradasi dalam rumen secara bersamaan terhadap produksi susu.
a.         Pakan Sapi Perah
Pakan adalah bahan yang dapat dimakan dan dicerna oleh seekor ternak yang mampu menyajikan nutrien yang penting untuk perawatan tubuh. Pakan sapi perah dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu hijuan dan konsentrat (Setiadi, 2000).
b.        Hijauan
Pakan hijuan adalah pakan dalam bentuk dedaunan, kadang-kadang masih bercampur dengan batang, ranting serta bunga. Hijauan merupakan sumber pakan serat yang penting pada sapi perah agar proses pencernaan berlangsung normal, tapi pemberian hijauan yang berlebih akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan zat-zat makanan untuk produksi susu yang tinggi (Stensig dan Robinson, 1997).
c.         Konsentrat
Konsentrat merupakan pakan tambahan yang diberikan dalam pakan sapi perah. Fungsi utama konsentrat adalah untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang tidak dapat dipenuhi oleh hijauan (Sulisriyanti, 2000). Konsentrat dibagi menjadi dua yaitu konsentrat sumber energi dan sumber protein. Konsentrat sumber energi merupakan pakan yang berenergi tinggi dan berserat rendah dibawah 18% serta mengandung protein kurang dari 20%, sedangkan konsentrat sumber protein bila kandungan protein kasarnya lebih dari 20 % (Eustice, 1988).
d.        Jagung Sebagai Sumber Energi Untuk Sapi Perah
Jagung merupakan bahan pakan sumber energi bagi sapi perah karena dapat meningkatkan produksi dan kualitas susu yang dihasilkan. Jagung lambat terdegradasi dalam rumen, karena adanya matrik protein yang menghambat aktivitas bakteri dalam granula pati (Mc Allisre et al., 1993).
e.         Rumen Degraded Protein (RDP)
Rumen degraded protein diartikan sebagai protein asal pakan yang terdegradasi di dalam rumen yang akan di pecah menjadi peptida oleh enzim protease, selanjutnya dipecah menjadi asam amino kemudian di deaminasi (Bondi, 1987; Mc Donald et al., 1989). Amonia yang terbentuk dapat digunakan untuk sintesa protein mikroba, diserap di dinding rumen, masuk kedalam darah menuju ke hati yang selanjutnya diubah menjadi urea (Perry, 1984). Klusmeyer et al (1991) menyatakan bahwa, sintesa protein mikroba sangat dipengaruhi oleh ketersediaan prekursor N dan ketersediaan energi hasil fermentasi. Owen dan Zinn (1988) menyatakan bahwa protein yang cepat terdegradasi di dalam rumen akan mengalami hidrolisis yang lebih cepat dibanding yang terlambat terdegradasi di dalam rumen. Cepat lambatnya laju degradasi tergantung dari asal protein yang menunjukan karakteristik fisiko-hemis, aktivitas mikroba rumen (Widyobroto et al., 1995).
f.         Rumen undegraded protein (RUDP)
Rumen undegraded protein dapat diartikan sebagai protein asal pakan yang tidak terdegradasi di dalam rumen, akibatnya dapat langsung mengalami proses pencernaan enzimatis di dalam abomasum dan intestinum. RUDP dapat terjadi secara alami yang merupakan karakteristik protein pakan atau disebabkan oleh perlakuan kimia atau fisik, misalnya dengan perlakuan formaldehide, tanin atau dengan pemanasan (Widyobroto et al., 1996). Suplementasi protein yang tidak terdegradasi bertujuan untuk meningkatkan jumlah protein dan asam amino untuk dicerna dan diserap di dalam usus halus yang akhirnya dapat meningkatkan sintesis protein susu (Henson et al., 1997). Pakan berkualitas baik seperti pakan sumber protein yang mempunyai kandungan asam amino lengkap sebaiknya tidak dimanfaatkan oleh mikroba rumen tetapi dimanfaatkan langsung oleh ternak inangnya didalam intestinum. Perlakuan formaldehide pada bungkil kerdelai dapat meningkatkan fraksi protein tidak terdegrasadsi (undegraded protein) 50 – 80% dan tidak menurunkan kecernaanya di intestinum (Widyobroto et al., 1996).
g.        Suplementasi Energi & Protein
Energi adalah faktor utama yang membatasi produksi susu. Untuk meningkatkan konsumsi energi maka perlu dilakukan suplementasi energi pada ransum. Kekurangan energi pada sapi laktasi akan mengakibatkan penurunan produksi susu dan sapi akan kehilangan bobot badan (Harmono, 2000).
Protein yang tidak terdegradasi didalam rumen dapat meningkatkan jumlah asam amino yang sampai di usus halus. Selain itu lama tinggal pakan didalam rumen juga mempengaruhi degradasi protein dan konsumsi bahan kering (Agus, 1997). Asam amino dapat berasal dari protein pakan yang tidak terdegradasi, ini sangat bervariasi menurut asal dan jenis pakan, umur pemotongan, perlakuan kimia atau fisika serta aktivitas mikroba rumen yang tergantung dari substrat dalam lama tinggal pakan dalam rumen (Widyobroto, 1992).
METODELOGI
Penelitian dilaksanakan di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) sapi perah Baturaden Purwekerto Jawa Tengah. Dengan menggunakan 20 ekor sapi perah yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 ekor pada kelompok kontrol dan 10 ekor pada kelompok perlakuan. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perah Friestan Holstein yang sedang laktasi (2-6 minggu) dengan berat awal rata-rata 464 - 476 kg. Pakan hijauan berupa rumput gajah sebesar 47,50 kg gliriside sebesar 2,50 kg dan konsentrat sebesar 8,5 kg dengan penambahan jagung giling sebagai sumber energi sebanyak 20 gr/ekor/liter. Produksi susu yang dihasilkan diukur setiap hari, dengan menjumlahkan produksi susu pagi dan produksi sore hari. Uji kualitas susu meliputi uji kadar lemak dan kadar protein susu dilakukan satu bulan sekali dengan mengambil sampel susu pagi dan sore hari. Variabel yang diamati konsumsi nutrien, produksi dan kualitas susu. Data yang dihasilkan dianalisis dengan uji independent sampel T-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selama penelitian berlangsung 3 ekor sapi dikeluarkan dari penelitian karena sakit yaitu satu ekor pada kelompok perlakukan dan dua ekor pada kelompok kontrol sehingga jumlah ternak yang digunakan sebagai materi penelitian berjumlah 17 ekor, terdiri dari 9 ekor perlakukan dan 8 ekor sebagai kontrol.
Rata-rata konsumsi nutrien sapi perah yang diberi tambahan jagung giling dan undegraded protein selama penelitian tercantum pada tabel di bawah.
Variabel
Kontrol
Perlakuan
sig
BK (kg/ekor/hari)
17,77
18,31
**
BO (kg/ekor/hari)
14,55
15,06
**
PK (g/ekor/hari)
1,74
1,89
**
LK (kg/ekor/hari)
1,25
1,26
**
SK (kg/ekor/hari)
3,86
3,89
*
NEL (Mcal/ekor/hari)
22,25
23,66
**

** : berbeda sangat nyata (P<0,01)
*  : berbeda nyata (P<0,05)
Rata-rata produksi susu sapi perah yang diberi tambahan jagung giling dan undegraded protein selama penelitian tercantum pada tabel di bawah :
Variabel
Kontrol
Perlakuan
sig
Produksi susu (kg/ekor/hari)
15,42
16,61
ns
Produksi susu 4 % FCM
12,18
13,37
**

**  : berbeda sangat nyata (P<0,01)
ns : berbeda tidak nyata (P>0,01)
Tingginya produksi susu kelompok perlakuan disebabkan sapi kelompok perlakuan mendapat pakan tambahan berupa karbohidrat non structural dan rumen undegraded protein yang lambat didegradasi dalam rumen, sehingga suplai energi dan asam amino untuk sintesis susu lebih tinggi. Sedangkan rendahnya produksi susu pada kelompok kontrol disebabkan ransum yang diberikan belum memenuhi untuk produksi susu, juga karena tidak mendapatkan tambahan jagung giling dan rumen undergraded protein pada pakannya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa supelementasi jagung giling sebagai sumber energi dan bungkil kedelai terproteksi sebagai sumber protein pada sapi perah produksi tinggi mampu meningkatkan produksi susu.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. 1997. Pengaruh Tipe Konsentrat Sumber Energi dalam Ransum Sapi    Perah Berproduksi Tinggi terhadap Parameter Metabolik Plasma Darah. Buletin peternakan edisi tambahan.

Blakley, R.F dan D. Bade.1991. Ilmu Peternakan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Bondi, A.A. 1987. Animal Nutrition. New York: John wiely & Sons.

Eustice, R.F. 1988. Pedoman Pengelolaan Sapi Perah. Salatiga: Nandi Amerta  Agung.

Hartadi, H., S. Reksohardiprodjo dan A.D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi pakan untuk Indonesia. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Harmono, N.D. 2000. Pengaruh Tipe UDP dan Tingkat Energi terhadap Konsumsi dan Kecernaan Nutrien pada Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein. Yogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Henson, J.E. D.J. Schingoeth, and H.A. Maiga. 1997. Lactation Evalution of Protein Suplements of Varying Rumen Degradability. J. Dairy Sci 80: 385- 393.

 Klusmeyer, T.H. G.L. Lyinch J.N. Clark and D.R. Nelson. 1991. Effect of Calcium Salt of Fatty Acid and Prospotion of Forage in the Diet onRuminal Fermentation and Nutrien Flow to Duodenum Of Cows. J. Dairy Sci: 2220-2232.
Mc Donald, P. R.A. Edward and J.F.D. Greenhalglh. 1989. Animal Nutrition. 5 th editor. Singapore: Longman, Singapore Publ.Ltd.

Owens, F.H. and R. Zinn. 1988. Protein Metabolisme of Ruminant Animals. In: the Ruminant Animal Digestion, Phisiology and Nutrition. D.C. Church (Ed). Prentice Hall, New Jersey.

Perry, T.W. 1984. Feed propertion. In; I.A.dyer and C.C.O Mary, Lea and Fibiger, Philadelpia.

Petit, H. V. Dan D.M. Veira. 1991. Effecct of Grain Level and Protein Source on Ruminal Fermentation, Degradability, and Digestion in Milking Cows Fed Silage. J. Diary Sci. 80: 730-739.

Setiadi, A. 2000. Konsentrasi Glukosa dan urea plasma sapi PFH yang diberi ransum UDP berbeda. Fakultas Peternakan. Yogyakarta: Uiversitas Gadjah Mada.

Utomo, R., B.P. Widyoboroto. dkk. 1999. Suplementasi Karbohidrat Terdegradasi Cepat Dan Protein Terdegradasi Lambat Pada Pakan Basal Jerami Padi Terhadap Kinerja Sapi Peternakan Ongole. Buletin Peternakan Edisi Tambahan.

Widyobroto, B.P. 1992. Pengaruh Aras Konsentrat dalam Ransum terhadap Kecernaan dan Sintesis N Mikrobia dalam Rumen pada Sapi Perah. Buletin peternakan edissi khusus. Fakultas Peternakan. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment